Resensi Buku Panduan Belajar Muslim Muda Memahami Islam

Resensi Buku Panduan Belajar Muslim Muda Memahami Islam

Buku ini membahas tentang cara memahami agama Islam dengan mudah dan lebih bijaksana dilengkapi
deretan kisah-kisah penuh hikmah yang dapat membuat para pembaca merenung, lantas meyakini bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang, cinta kasih, sekaligus menjadi rahmat bagi seluruh manusia di muka bumi ini.

Keimanan terhadap Allah Swt. menjadi syarat utama bagi seorang muslim. Agar kita bisa menjadi seorang muslim sejati, maka kita harus berusaha mempelajari kitab suci Alquran. Mempelajari Alquran adalah suatu hal yang sangat penting karena di dalamnya termuat pesan-pesan Allah kepada hamba-Nya, sekaligus menjelaskan tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan yang harus kita jauhi (halaman 11).Beriman kepada Allah adalah sebuah kenikmatan yang tiada tara dan semestinya selalu kita syukuri.

Berbicara tentang nikmatnya memiliki keimanan dan ketakwaan kepada-Nya, Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Seseorang yang memiliki tiga karakter berikut dapat merasakan kenikmatan beriman, yaitu jika ia mencintai Allah dan utusan-Nya melebihi apa pun. Ia mencintai seseorang hanya untuk mendapatkan ridha Allah dan setelah Allah meridhainya menjadi seorang muslim, orang itu sangat takut akan jatuh kembali ke lubang kekufuran seakan-akan takutnya ia jika dilempar ke dalam api” (halaman 4). Penting dipahami bersama, bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengenal lebih dekat keberadaan Tuhan.

Salah satunya dengan merenungi berbagai makhluk ciptaan-Nya. Dalam buku ini, penulis mengumpakan bahwa setiap karya itu membutuhkan seorang seniman. Kita tahu persis, di balik karya ada seorang seniman ataupun pengrajinnya. Bahkan sebuah pena, sepotong kapur, dan sebatang jarum ada orang-orang yang membuatnya. Tak seorang pun dapat mengklaim benda-benda sekecil itu bisa terjadi semata-mata karena kebetulan semata tanpa adanya campur tangan seorang ahli. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, “Apakah struktur tubuh, hewan, manusia, dan tumbuhan tidak serumit pensil dan jarum?” Jika sendok saja harus ada pembuatnya, lantas bagaimana mungkin kedua mata, telinga, kaki, dan kepala kita tidak memiliki seniman dan pengrajin?

Setiap organ-organ kita, sebagai karya seni, menunjukkan keberadaan Allah, Tuhan yang Maha Mengetahui dan Mahakuasa atas segala sesuatu (halaman 12). Agar keimanan dan ketakwaan kita dapat terus bertambah, kita juga bisa merenungi hikmah Tuhan menciptakaan hal-hal yang selama ini kita anggap sepele, sebelah mata, atau tak pernah terpikirkan sebelumnya. Misalnya, Tuhan telah menciptakan tikus, hyena, burung bangkai, dan gagak. Bagi sebagian orang, mungkin akan bertanya-tanya, “Untuk apa sebenarnya Tuhan menciptakan mereka? Bukankah tikus adalah hewan menjijikkan dan termasuk musuh manusia?”

Bila kita renungi, Tuhan menciptakan segala sesuatu, bahkan hal terkecil sekalipun, pasti ada hikmah yang bisa dipetik di sebaliknya. Karena bagaimana pun tidak ada entitas kehidupan di bumi yang diciptakan tanpa tujuan. Ada begitu banyak kebijaksanaan di balik penampilan mereka yang mungkin kelihatan tidak indah. Jenis-jenis binatang tersebut di atas ternyata memiliki fungsi membersihkan lingkungan dengan memakan sisa-sisa dari bangkai hewan, yang mencegah berbagai penyakit menular.

Selain itu, hal ini juga dapat membantu menghindarkan menumpuknya timbunan sampah di permukaan bumi yang kerap dibuang secara sembarangan oleh para manusia yang tak sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan (halaman 40). Terbitnya buku ini layak dan bagus dijadikan sebagai referensi berharga bagi umat Islam, khususnya para generasi muda, agar bisa memahami ajaran Islam dengan lebih mudah dan bijaksana.

Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.

Resensi Buku Lost in Pesantren (Memetik Hikmah dan Falsafah Kehidupan Pesantren)

April 16, 2020

Keluarga Asma Nadia Meluncurkan Buku di Waktu yang Sama

April 16, 2020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *