Setiap Muslim yang telah dewasa tentu sudah paham dan mengetahui tata cara berwudhu. Wudhu merupakan kunci atau jalan untuk masuk dalam ibadah sehari-hari khususnya shalat lima waktu. Rasulullah bahkan menegaskan, bahwa tidak sah shalat seseorang, hingga dia berwudhu terlebih dahulu. Wudhu adalah ibadah yang sangat ringan dan mudah. Namun siapa sangka di balik kemudahan ibadah ini, termuat banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh. Salah satunya adalah memperoleh kesehatan.
Buku ini dengan paparan yang lugas, akan mengungkapkan manfaat dan keutamaan wudhu dari segi kesehatan. Dilengkapi dengan data-data penelitian, buku ini cukup menarik untuk dibaca dan dikaji secara mendalam. Melalui buku ini diharapkan bisa mengambil pembelajaran dan inspirasi agar kita tidak menyelepekan wudhu.
Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan wudhu adalah kanker, flu, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal, linu, mata, sakit gigi dan lain sebagainya (hal 6). Kebiasaan berkumur-kumur saat berwudhu, ternyata mampu membersihkan berbagai kuman penyakit di rongga mulut. Membersihkan mulut dengan berkumur-kumur, akan membuat semua kotoran yang mengangdung bibit-bibit penyakit yang ada di dalam mulut. Secara ilmiah telah dibuktikan, sekitar 90 persen orang yang mengalami kerusakan gigi disebabkan tidak menjaga kebersihan mulut, sehingga membuat gigi rusak. Jadi hikmah yang bisa dipetik dari berkumur-kumur adalah menyebarkan mulut, menghilangkan bau mulut, dan menguatkan berbagai organ yang ada di wajah (hal 32).
Begitu pula ketika membersihkan hidung. Rongga hidung orang yang biasa berwudhu itu lebih bersih dan bebas kuman penyakit daripada yang jarang berwudhu. Perlu kita ketahui, pintu masuk kotoran ke dalam tubuh, salah satunya adalah melalui lubang hidung. Berbagai kotoran dan debu yang beterbangan dan tak terlihat oleh mata, dapat terhirup masuk ke dalam hidung. Hal ini tentu saja akan menyebabkan kesehatan terganggu. Berdasarkan analisis yang dilakukan Muhammad Salim, orang yang tidak berwudhu, maka warna hidungnya memudar dan berminyak, terdapat kotoran dan debu. Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih dan tidak berdebu.
Lebih tegasnya Muhammad Salim menjelaskan, bahwa orang yang rajin berwudhu dengan melakukan istinsyaq dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung), kemudian melanjutkannya dengan mendirikan shalat maka hal itu bisa menghilangkan 11 kuman penyakit membahayakan yang ada di dalam lubang hidung, terutama dalam hal gangguan pernapasan, radang paru-paru, rematik, penyakit rongga hidung dan lain sebaginya. Kemudian kebiasaan membasuh tangan dan menyela jari-jari bermanfaat membersihkan debu dan kotoran. Kebiasaan lainnya pun akan diungkap secara detail di buku ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr Ahmad Syauqi Ibrahim, salah seorang anggota Ikatan Dokter Kerajaan Arab Saudi di London dan Penasihat Penderita Penyakit Dalam dan Jantung, memaparkankan, “Para pakar berkesimpulan, bahwa mencelupkan anggota tubuh ke dalam air akan bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan syraf-syaraf, dan otot akan menjadi lebih rileks, mengurangi kecepatan detak jantung dan nyeri-nyeri otot, serta menghilangkan kecemasan dan insomnia.” (hal 9).
Pendapat itu diperkuat lagi dengan penyataan Dr Zhong dari University of Toronto dan Dr Liljenquist dari Northwestern University. “Air mengandung kekuatan magis (luar biasa) bahkan membasuhkan air ke wajah dan kedua tangan (melakukan aktivitas wudhu) adalah cara paling efektif untuk relaksasi (menjadi badan rileks) dan menghilangkan tensi tinggi (menurunkan emosi).” (hal 10).
Selain yang sudah dipaparkan masih banyak manfaat wudhu yang berhubungan dengan kesehatan. Seperti peran wudhu dalam teknik pengobatan secara tradisioan atau pun moderen. Misal Akupuntur, Refleksiologi, EFT (Emotional Freedom Technique) dan SEFT (Spritual Emotional Freedo Technique). Secara keseluruhan, buku ini sangat menarik. buku ini mengingatkan bahwa wudhu selain memiliki manfaat dalam masalah spiritual,wudhu pun bermanfaat dalam kesehatan.
Srobyong, 26 Mei 2019
Ratnani Latifah. Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara