Resensi buku Khutbah dan Nasihat 4 Sahabat Rasulullah Saw. (Belajar Islam dari Sahabat Rasulullah)

Siapa yang tidak mengenal Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib? Mereka merupakan sahabat terdekat Nabi Muhammad saw. Mereka merupakan pewaris Nabi. Mereka yang kemudian kita kenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Keempat sahabat Nabi ini telah belajar Islam secara langsung dari sumber pertama—Nabi Muhammad. Tak hanya itu mereka juga menyaksikan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah saw. Maka tidak heran jika mereka mengetahui dan memahami lebih dalam berbagai persoalan agama pun kehidupan kemasyarakat, akhlakul kharimah, sebagaimana yang sudah diterangkan dan terapkan Rasulullah.
Buku ini sendiri berisi khutbah, nasihat serta wasiat dari empat sahabat Nabi Muhammad yang penuh tuntunan, kebijaksanaan dan pelajaran. Sebuah buku yang sangat patut untuk dikaji lebih mendalam, untuk memperbaiki kualitas iman juga intropeksi diri. Melalui buku ini kita bisa belajar Islam kepada sahabat Nabi.
Bertakwa kepada Allah, merupakan salah satu nasihat dari Abu Bakar ash-Shiddiq. Di mana kita diajak untuk selalu teguh mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kita tidak boleh mengikuti hawa nafsu, karena hawa nafsu merupakan musuh terbesar manusia yang harus kita lawan. Ketika kita mengikuti hawa nafsu kita akan terhalang dari kebenaran. Kita juga tidak boleh bersikap sombong, apa yang bisa disombongkan oleh makhluk yang tercipta dari debu? Kemudian ia nantinya juga kembali menjadi debu dan dimakan cacing (hal 13).
“Aku berwasiat kepada kalian semua supaya bertakwa kepada Allah Swt. dan juga supaya memuji-Nya dengan pujian-pujian yang memang Allah berkah atasnya” (hal 21).
Nasihat lain dari Abu Bakar adalah agar kita selalu bersifat jujur dan tidak berbohong. “Bersikap jujurlah kalian, karena kejujuran dan kebaikan, tempatnya adalah surga. Janganlah kalian berbohong, karena kebohongan selalu disertai dengan perbuatan dosa. Sedangkan dosa dan kebohongan tempatnya di neraka.” (hal 45).
Umar bin Khatab dalam salah satu khutbahnya, menyerukan kepada umat muslim untuk menjauhi sifat tamak dan kikir. Karena kekikiran merupakan bagian dari kemunafikan. Daripada memelihara sikap tamak dan kikir, lebih baik kita memanfaatkan harta yang kita miliki untuk kemaslahatan. Allah berfirman, “Dan siapa saja yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (hal 98).
Nasihat lain yang dipaparkan Umar adalah keutamaan melakukan musyawarah dalam memutuskan sebuah perkara. Namun tentu saja dalam melakukan musyawarah ada adab-adab yang perlu kita perhatikan. Seperti menghargai pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak dan lain sebagainya. Musyawarah harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan tawadhu’.
Usman bin Affan mengingatkan kaum muslim tentang pentingnya menjenguk orang sakit dan mengantar jenazah. Ada pula nasihat untuk menjauhi perjudian. Mengingat perjudian itu akan mendekatkan kita kepada jalan neraka dan menjauhakn dari rahmat Allah. Nasihat lainnya adalah larangan melakukan riba.
Tidak kalah menarik banyak sekali nasihat, khutbah dan wasiat yang dipaparkan empat tokoh ini perilah kepemimpinan, misalnya bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, berbudi dan bertanggung jawab. Ada pula nasihat agar membersihkan hati, rajin membaca Al-quran dan banyak lagi. Membaca buku ini, kita akan menambah banyak wawasan, tutunan, kebijaksanaan dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak hanya nasihat dari Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali, buku ini juga melengkapinya dengan nasihat bijak dari Umar bin Abdul Aziz. Dikemas dengan bahasa yang lugas dan santun, buku ini tidak membosankan untuk dibaca.
Radar Madura, Ratnani Latifah, Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama