Buku ini berisi kumpulan tiga novelet karya sastrawan yang kental dengan novel-novel pembangun jiwa. Kang Abiek — Habiburrahman El Shirazy — kembali mengetengahkan roman yang khas dengan karya-karyanya terdahulu, dunia santri meski dengan warna yang beragam. Tiga novelet tersebut, Takbir Cinta Zahrana, Dalam Mihrab Cinta dan Mahkota Cinta hadir untuk kembali memanjakan para pembaca karya-karya Kang Abik.
Takbir Cinta Zahrana mengetengahkan tentang perjuangan seorang akademisi perempuan yang sukses dalam karir tetapi tidak demikian dengan perjodohan. Zahrana, tokoh yang merupakan dosen Teknik Sipil di salah satu perguruan swasta ternama ini memiliki sederet gelar akademik dari universitas ternama. Di kampus, dia dikenal sosok profesional yang cerdas dan akrab dengan mahasiswa. Hanya saja, masalah percintaan Zahrana berbeda dengan kesuksesan akademisnya. Dia tak juga bertemu dengan jodohnya pada usia yang sudah berkepala tiga. Pada novelet Takbir Cinta Zahrana, Kang Abiek mengetengahkan kasus Zahrana yang tidak jarang terjadi pada Muslimah kita.
Pada ‘Dalam Mihrab Cinta’, Kang Abiek mengetengahkan kisah perjuangan santri yang terkena fitnah di pesantren. Diusir dari pondok karena dituduh mencuri, tidak dipercaya orang tua, Syamsul, nama santri itu nekad lari ke Jakarta. Di pinggiran ibu kota, tokoh ini nekad menjadi copet untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nasib baik dan keinsafan Syamsul membuatnya menjadi guru ngaji dan mubaligh. Cita-cita yang dipendam Syamsul sejak duduk di bangku sekolah.
Novelet ini tergolong istimewa. Roman ini merupakan perkenalan dari karya utuhnya dengan judul yang sama. Setengah dari alurnya diperkenalkan lebih dahulu kepada pembaca agar lebih mantap dalam membaca versi utuhnya. Pada novelet ini, Kang Abiek mencoba untuk menyampaikan pesan kepada pembaca. Becik Ketitik olo Kethoro (Kebaikan akan tampak dan kejahatan akan kelihatan).
Untuk novelet ketiga, Mahkota Cinta, diketengahkan Kang Abiek dari hasil riset mininya mengenai kehidupan mahasiswa pascasarjana Indonesia yang menempuh studi di negeri jiran malaysia. Terutama, di universitas tertua yakni Universiti Malaya. Banyak kisah menarik dari pejalanan para mahasiswa tersebut yang bisa menuai hikmah bagi pembaca.
Editor: A Syalaby Ichsan, Harian Republika