Description
Awan putih yang bergerombol itu seumpama kumpulan jutaan malaikat yang sedang berzikir dalam diam. Gadis berjilbab merah marun itu menyeka air matanya sambil memandang ke luar jendela pesawat yang dinaikinya. Ada kerinduan yang menggelegak dan membara dalam dadanya. Kerinduan kepada Baginda Nabi, menyatu dengan kerinduan kepada abah dan umminya, serta teman-temannya, anak-anak yatim di Darus Sakinah sana.
Diam-diam ia merasa iri dengan abahnya. Bagaimana abahnya bisa memiliki rasa rindu sedemikian dalam kepada Baginda Nabi Saw.. Ia berharap suatu saat juga memiliki rasa rindu seperti itu. Rasa rindu nan dahsyat yang hanya dikaruniakan oleh Allah kepada hamba-hamba terpilih.
Hasnanshobihah –
Bismillaah..
Novel karya Kang Abik ini walaupun terbilang tipis tapi penuh dengan inspirasi. Banyak pesan-pesan tersirat yang disampaikan melalui kallimat-kalimat yang indah. Tokoh rifa menjadi salah satu tokoh favoritku disini, karena ia memiliki sifat yang sabar, pintar penuh prestasi tetapi tetap rendah hati, dan mudah memaafkan.
Di dalam buku ini pun diceritakan sosok abah yaitu ayah angkat rifa yang begitu merindukan kekasih Allaah, yaitu baginda nabi Rasulullaah. Sudah sepatutnya kita sebagai umat Rasulullaah menjadikan beliau sebagai suri tauladan dalam bertindak laku.
Buku ini cocok banget buat dibaca sama kaum milenial di zaman sekarang yang lebih sering mengidolakan para selebriti, sehingga melalui buku ini kita dapat diingatkan bahwa sebaik-baiknya idola yang patut kita contoh yaitu Rasulullaah.
Allaahumma sholli ‘alaa sayyidina muhammad…
khabiibiaqil –
Mengambil setting di Malang, membuat saya merasa dekat dengan cerita ini. Kang Abik selalu bisa menggambarkan detail tempat dengan sangat baik, sehingga pembaca merasa seperti ada di tempat itu.
Bahasa yang digunakan Kang Abik dalam novel ini sederhana dan mudah dipahami. Sesekali ada dialog dengan bahasa Jawa, dan diberikan footnote di bawahnya untuk memudahkan pembaca memahami arti kalimat tersebut.
Tokoh-tokoh utama dalam novel ini dikemas dengan watak penuh keteladanan sehingga membuat novel ini bisa menggugah hati para pembacanya. Favorit saya adalah tokoh Pak Nur.
Alur ceritanya juga sangat nyaman untuk duikuti. Perpaduan alur maju dan mundur dikemas dengan sangat baik tanpa membingungkan pembaca. Kadang alur mundurnya digambarkan dengan dialog antar tokoh, hal itu membuat suasana cerita jadi semakin hidup.
Desain cover yang simple dan bermakna perpaduan warna hijau, putih dan biru itu terasa sejuk di hati jika kita memandangnya
Ada beberapa part di novel ini yang membuatku meneteskan air mata, karena adegannnya maupun dialognya dituliskan dengan sangat baik dan mengalir. Salah satunya adalah ketika Fiona mengucapkan dua kalimat syahadat.
•
Fokus cerita adalah pada sosok Rifa, namun penggambaran sosok Rifa disini terlihat tanpa celah. Tapi, ada beberapa kali dialog Rifa yang menggambarkan bahwa dia memanglah gadis SMA biasa yang masih mempunyai kekurangan.
Tokoh-tokoh pendukung sebagai sahabat SMA Rifa menurutku terlalu banyak, sehingga cukup sulit untuk mengenal mereka secara personal. Namun tokoh-tokoh yang lain porsinya sudah pas. Paling gemes sama tokohnya Tiwik meski porsinya sedikit tapi ngeselin parah deh karakternya.
__
Secara keseluruhan novel ini bagus banget. Nuansa Islaminya terasa, dan pesan-pesan yang ingin disampaikan Kang Abik lewat novel ini benar-benar bisa aku tangkap dengan baik.
Novel ini cocok banget buat kalian penggemar novel-novel islami penuh tuntunan yang ringan dengan konflik yang tidak terlalu berat.
Rosita Wahyuningrum –
Pertama kali membaca judul novel ini saya langsung penasaran, apakah bisa pada diri saya yang penuh kekurangan ini suatu saat punya kerinduan yang begitu dalam pada Baginda Nabi Muhammad saw. Seperti pada novel-novel kang Abik sebelumnya, novel ini berisi kisah inspiratif yang wajib dibaca generasi muda. Kisah perjuangan tokoh utama dalam novel ini patut dicontoh dan dijadikan teladan.
Di tengah kondisi zaman yang seperti ini, generasi muda harus mengerti siapa yang layak dirindukan dan dicintai. Bukan artis korea maupun selebgram, melainkan Baginda Nabi Besar kita, Muhammad SAW.
Terimakasih buat kang Abik dan penerbit Republika yang telah memunculkan novel inspiratif ini!
Santi Nisa –
Bismillahirrahmanirrahim..
Novel kang Abik tak selalu jauh dari suasana “pesantren”. Membuat adem & sejuk pembacanya. Selalu menginspirasi, dan pasti setelah membaca novel ini anda semua ingin menjadi sosok “Rifa” yang penuh dgn prestasi. Serta, menambahkan rasa cinta kpd Baginda Nabi Muhammad SAW. Insyaa Allah…
Very recommended!
AKMAL KHAFIFUDIN – –
Novel ini membuat hanyut pembacanya untuk menyelami kehidupan sederhana Rifa di Pesantren kecil Darus Sakinah asuhan Pak Nur. Uswah yang dapat diambil dari novel adalah betapa pentingnya kita memiliki hati yang lapang dada seperti Rifa dan tidak boleh memiliki hati dengki
Hilda –
Salah satu novel Kang Abik yang memberikan nasihat tersirat, agar para pemuda bersemangat ibadah tanpa melupakan kewajibannya, mencari ilmu. Salut, dengan Rifa
Latifah dwi safitri –
Alhamdulillah Bertemu dengan novel yang sangat menggungah jiwa.Buku ini sangat menginspirasi. Isinya cocok buat anak millenial yang masih terbuai sosial media. Terimakasih republika telah menambah semangat membaca
fiqhiyatulbasithoh –
It doesn’t need even a day to finish reading this book. Memang inilah ajaibnya Kang Abik yang selalu bisa meramu pesan islami yang luar biasa banyak dalam kemasan yang super tipis dan bahasa yang mengena di hati. Quality over quantity indeed 🥰
Sekedar informasi saja, hati-hati akan timbulnya rasa penyesalan setelah membaca buku ini. Why?
Karena kalian akan menyaksikan betapa besarnya kerinduan Ayah Rifa kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW hingga Rifa (remaja muslimah dengan prestasi gemilang🏅) iri dibuatnya dan betapa tak tergoyahkannya orientasi hidup yang mereka terapkan di jaman yang sudah edan ini dalam bertindak, bertutur, sera bersikap. Apa orientasinya? Yuk, baca dan temukan sendiri jawabannya.. 😘
Semoga kita semua selalu menjadi umat yang juga merindu Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Aamiin..
Mulyaningsih –
Betul-betul novel pembangun jiwa, karya Kang Abik ini memang selalu membangun jiwa bagi pembacanya. Mengajarkan untuk hidup bersahaja dan sederhana yang digambarkan oleh orang tua angkat Rifa. Juga tergambar kerinduan Ayahnya kepada Rasulullaah dengan selalu membaca sholawat kepadanya. Novel ini juga memberikan motivasi berprestasi dari tokoh Rifa, selain itu juga membuat kita belajar untuk tidak menjadi pendendam, tapi menjadi pemaaf dan selalu berhusnudzan kepada Allaah dari tokoh Rifa ini.
Anggi Fitriani –
Bismillahirrahmanirrahim..
Novel Merindu Baginda Nabi disuguhkan sangat istimewa oleh Kang Abik. Walaupun hanya cerita singkat, tapi sangat memberikan pelajaran yang sangat berarti.
Rifa seorang remaja yang duduk di bangku SMA memiliki akhlak yang baik dan patut dijadikan contoh. Dia sempat sekolah di Amerika karena prestasinya. Ini tidak menjadikan Rifa sombong dan merasa memiliki ilmu yang paling mumpuni. Dia tetap rendah hati dan suka membagikan pengalamannya kepada orang-orang sekitarnya. Tak lain ini juga karena didikan dari abahnya yaitu Pak Nur dan Bu Sal. Meskipun Pak Nur dan Bu Sal bukan orang tua kandung Rifa, hal ini tidak menjadikan kebaktian Rifa kepada orang tuanya berkurang. Rifa sangat berbakti dan menghormati Pak Nur dan Bu Sal. Pak Nur adalah orang yang memiliki kepribadian yang baik, beliau sangat rendah hati dan selalu menerapkan akhlak mulia baginda nabi dalam kehidupannya. Rifa anak satu-satunya Pak Nur juga elok pribadinya, dia begitu hormat kepada orang yang lebih tua darinya, menyayangi teman-temannya, bahkan teman yang membencinya pun tetap dia hargai dan tidak sama sekali membenci. Rifa selalu menerapkan ilmu dalam kehidupannya, dia selalu ingin ilmu yang dia miliki bermanfaat dan barokah. Segala ujian dapat dia lewati dengan kesabaran yang luar biasa, teman-teman dan keluarganya yang menyayanginya selalu mendukung dan melindungi Rifa. Sampai ketika abahnya meninggal dunia saat menjalani ibadah umroh, ini menjadikan Rifa sangat bangga kepada abahnya, betapa abahnya memiliki kecintaan yang luar biasa terhadap Baginda Nabi Muhammad SAW, Rifa selalu mengingat nasihat-nasihat abahnya.
Sekian, Barakallah saya bisa membaca novel karangan kang abik ini. Semoga saya selalu diberikan Allah SWT kesempatan untuk menikmati buku-buku terbitan Republika😊
ariefbenua –
Bersama novel ini kang Abik berusaha menanamkan kecintaan kita kepada baginda Rasul dengan cerita yang ringan tapi serat makna. Novel ini akan lebih indah ketika membaca di iringi dengan alunan murattal.
Muhammad Fadli Syukur –
Buku ini sangat penuh inspirasi dan nasehat
Kang Abik sangat sukses menceritakan tokoh utama yang menjadikan Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai panutannya, mengambil teladan, adab, akhlak dan budi pekerti Baginda Nabi sehingga dapat mengejar kesuksesan dapat diterima dimanapun ia berada dan disenangi orang sekitarnya, sebab yang ia contoh adalah Baginda Nabi Muhammad SAW, Manusia yang penuh kelembutan, kelambutan itu bagaikan pedang cahaya yang dapat menembus hati-hati yang gelap, sehingga banyak faedah terhadap diri kita maupun orang lain ketika kita dapat meneladani Baginda Nabi, seperti yang tertuang dalam buku ini dan sungguh betapa beruntungnya kita yang merindukan Baginda Nabi Muhammad SAW orang yang lebih dulu merindui kita bahkan saat detik-detik wafatnya beliau lirih menyebut “Ummati… Ummati… Ummati…”
ratumadaniyyah –
Dengan bahasa yang ringan, Kang Abik mampu membuat pembacanya merasakan hal yang sama dengan Rifa. Kerinduan menggebu kepada manusia terbaik, Rasulullah SAW.
ramdan abdul fattah –
Idola yang pantut untuk dijadikan idola yaitu rasulullah.. Salah satu pelajaran pelajaran yang diambil dari buku ini..
Buku kang abik yang tipis ini mengajarkan bahwa mimpi itu harus di kejar dan berilah seseorang motivasi untuk mengejar mimpinya, salah satu contoh yang dilakukan tokoh ini dengan memberikan kaus dari univ yang di inginkan sahabat nya…
buku ini cocok bagi kaum muda yang pada zaman ini kurang dalam akhlak …
guti.amedapazah –
Sangat banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah dalam buku ini, terutama bagi remaja yang sedang memperbaiki akhlak dan mengejar mimpinya
Zulfadli –
Dahsyat dan menggetarkan..novel ini cocok untuk para pemuda menjadi millenial yg cuma sibuk memperbaiki citra di sosmed.