Description
“Maneken menyentuh konsep yang sangat fundamental dalam hidup. Buku ini seakan berkata pada kita, bahwa pengalaman baik buruk bukanlah pada kejadiannya, Melainkan pilihan bebas pelakunya untuk mengartikan kejadian tersebut. Hal inilah yang harus dipahami ‘benda’ hidup,” —Neo Letto, Musisi
Dalam sejarah kehidupan di dunia, benda mati hampir selalu tidak dihiraukan. Tidak ada yang mau repot-repot memikirkan perasaan benda mati, apalagi memperhatikan kebutuhannya. Kau bahkan tak pernah tahu kan, bahwa maneken bernama Claudy—yang bekerja keras di etalase terdepan toko busana Medilon Shakespeare—mempunyai perasaan. Mimpi-mimpinya dilambungkan untuk kemudian dihempaskan lagi hingga hanya bisa bergantung dengan nasib dan keajaiban. Ya, keajaiban.
Novel ini akan membuka mata hatimu dengan mengajakmu berdiri pada posisi benda mati yang tak dihiraukan, meski sedang berjuang mati-matian untuk mencapai mimpi-mimpi. Kau akan melihat dari sudut pandang yang berbeda, dan semoga itu akan membuatmu semakin mengerti, betapa kami, aku dan Claudy, iri kepada kalian.
 “Padahal bersajak sepenggal pun susah, namun ternyata SJ Munkian dalam Manaken mampu meramu ratusan halaman puitik. Setiap kata dalam novel Maneken ini seakan dipilih dengan kesadaran penuh akan rimanya, maknanya, filosofinya, dan kritiknya. Sebuah novel yang riuh dalam kesenyapan,” Tasaro GK, penulis
Reviews
There are no reviews yet.