Description
Buku ORI Republika Penerbit
Spesifikasi
Kategori : Buku Novel
Ukuran : 13,5 x 20,5
Jenis Kertas Sampul: FC, art paper, 150 gr
Jenis Kertas Isi : BW, bookpaper, 55 gr
Novel biorafi tokoh pendidikan Islam. Namanya Rangkayo Syekhah Rahmah El Yunusiyyah. Orang mengenalnya sebagai ayam betina yang berkokok. Sejak belia, di zaman penjajahan, ia mendirikan sekolah muslimah pertama di Indonesia, Diniyyah Puteri. Tak terbeli. Ia adalah komandan TKR, pasukan yang menghadang Belanda. Punya
pasukan intel. Rahmah selalu berkerudung. Ditangkap, didenda, dan ditahan Belanda. Melawan Jepang agar menutup semua rumah bordir di Minangkabau. Menjemput perempuan-perempuan Minang yang diculik ke markas Jepang.
Rahmah, satu-satunya yang diberi gelar Syekhah oleh Universitas Al Azhar, Cairo, Mesir. Universitas ini, meniru Diniyyah Puteri. Rahmah mendahului Al Azhar. Rahmah mendahului zaman. Ia paling dulu mengibarkan Sang Merah Putih pada 1945 di Ranah Minang bahkan mungkin di Sumatera. Kini warisannya makin jaya, modern dan disukai banyak perguruan tinggi ternama di dunia.
havitarahma –
Novel sejarah yang membuat pembaca terkagum-kagum dengan sosok perempuan hebat Rahmah El Yunusiyyah. Terima kasih pada penulis yang sudah menyajikan kisah inspiratif Syekhah Rahmah. Takjub dengan peran beliau, yang baru saya ketahui saat membaca novel ini. Selain itu, terbayang bagaimana kondisi Indonesia kala itu. Perjuangan para pahlawan saat mempertahankan PDRI di Bukittinggi, kisah orang tua sastrawan Indonesia, Taufik Ismail, serta tokoh-tokoh yang hidup semasa dengan Syekhah Rahmah baru saya ketahui saat membaca novel ini. Banyak inspirasi yang didapat dari novel ini dan saya bersyukur pernah membacanya.
pecandusastra96 –
Novel Biografi yang ditulis oleh Mas Khairul Jasmi ini sangat-sangat menginspirasi. Banyak sekali pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah wanita hebat berdarah minang ini.
Seorang pendiri sekolah perempuan pertama di Indonesia. Tentu banyak hal yang dapat dijadikan inspirasi, motivasi, dan pelajaran dalam hidup taat kala membaca kisah Syekhah Rahmah El Yunusiyyah ini.
Barakallah mas, terus menginspirasi dan menyajikan bacaan yang baik untuk kami 🙏🏻🌹
ibnushinaa17 –
Buku novel biografi karangan Uda Khairul Jasmi ini, bukan cuma sekedar novel. Bagi saya buku ini termasuk juga ke dalam buku sejarah. Tapi menggunakan gaya bahasanya mudah dimengerti, membuat pembaca langsung membayangkan berada di kejadian yang sedang diceritakan di dalam buku , padahal kejadian yang ada di dalam buku ini sudah puluhan tahun lalu berada di belakang. Selain itu, buku ini juga memuat pesan yang salah satunya bagaimana perjuangan Ete Amah dalam memperjuangkan hak2 perempuan yang ada di Padang Panjang. Sebelum membaca buku ini saya hanya mengetahui tokoh2 pergerakan Indonesia itu berupa R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika. Tapi, kini saya mengetahui ada seorang Perempuan muslimah yang berasal dari tanah Minangkabau, yang bahkan mendapat gelar ayam betina yang berkokok dari pihak Belanda, dan menjadi satu2nya yang mendapat gelar Syekhah dari Universitas Al-Azhar.
Novel ini, sangat rekomended untuk memotivasi seluruu perempuan2 muslimah Indonesia.
Salam.
Alfa Arkana Eounoia –
Membaca Perempuan yang Mendahului Zaman memberi saya banyak pengalaman dan tentunya mengajarkan saya banyak makna dalam mengarungi samudera kehidupan.
Buku yang ditulis dalam bentuk Novel ini sangat luar biasa. Sepak terjang seorang wanita dari Minangkabau yang sangat menginspirasi dan menjadi sejarah bagi perempuan dan inspirasi kaum wanita lainnya.
Teruntuk kalian para wanita hebat di luar sana. Teruslah berjuang dalam memperjuangkan hal-hal baik dan bermanfaat bagi banyak orang.
IG : BPUN Lampung
ilham_alfaridzi –
🌱 Perempuan Yang Mendahului Zaman 🌱 – Khairul Jasmi”
“Disini, di negeri ini, adat dipeluk laki-laki. Ditafsirkan oleh laki-laki dan dikuasainya pula. Anak orang, anak dia, asal perempuan, putusan sudah ada: di rumah saja. Ke langit pun pergi sekolah, kembalinya ke pautan juga, jadi istri orang, dapur, sumur, dan kasur. Tak lebih tak kurang. Lebihnya, ada! Mengasuh anak dan melayani ‘raja’ yang tak lain adalah sang suami. Perempuan dipantang mengepit buku, apalagi membawanya ke dapur. Di luar kandang, adalah dunia laki-laki” – Hal 29.
Paragraf di atas adalah kutipan yang merangkum seluruh bacaan dari buku ini. Kalimat-kalimat tersebut menjadi acuan bagi sosok perempuan hebat asal ranah minangkabau tepatnya Padang Panjang yaitu Rahmah El Yunusiyyah untuk memperjuangkan hak perempuan kala itu yang didikrimansi oleh lingkungan terutama adat istiadat.
Beliau merupakan sosok perempuan cerdas, hebat dan tangguh yang figurnya seolah dilupakan sejarah bangsa ini. Kegigihannya dalam membela kaum perempuan kala itu patut diacungi jempol karena Etek Rahmah (sebutannya) berhasil menderikan sekolah khusus perempuan pertama di Indonesia bernama “Diniyyah Puteri”.
Bukan perkara yang mudah baginya kala itu dalam membangun sekolah. Dalam memperjuangkan hak perempuan, beliau tak hanya berkutat fokus dalam mendirikan sekolahnya tapi terjun langsung kelapangan melawan para kolonialisme kala itu. Salah satunya, Rahmah dengan gagah berani mendatangi pemerintah Jepang untuk membebaskan para wanita minang yang dijadikan budak seks dengan taruhan nyawanya, yang tak ayal membuat pemerintah Jepang bertekut lutut kalah melawannya. Atas keberaniannya, beliau menjadi wanita yang disegani oleh para penjajah kala itu.
Secara keseluruhan buku ini sangatlah menarik. Feminisme jelas tergambar dalam cerita yang ditulis dengan gaya bahasa Indonesia Melayu ini. Buku ini berhasil membuatku betah untuk membacanya karena ditulis dengan baik dan tidak membosankan. Banyaknya diksi cantik yang dipadukan dengan kiasan-kiasan nan puitis serta alur cerita yg tak jemu mampu membuatku hanyut terbawa suasana.
Muhammad firdausi nuzula –
Beberapa tahun lalu. Ada teman saya yang saya rasa cukup getol mengenalkan Syekhah Rahmah El Yunusiyyah.
Waktu itu, saya belum tertarik untuk mengenal beliau. Lalu ketika ada buku tentang beliau yang diterbitkan Republika, kok saya tertarik yaa. Covernya mengingatkan foto Syekhah Rahmah yang diposting oleh teman tersebut.
Ketika saya mulai membaca, tokoh ini keren banget.
Ketika selesai banget, Syekhah Rahmah adalah istimewa. Masya Allah.
Bagi yang belum tahu beliau ini siapa. Beliau adalah penerima penghargaan Bintang Mahaputra Adiprana dari Presiden Republik Indonesia, SBY pada 13 Agustus 2013. (Halaman 223)
Mengapa beliau mendapatkan penghargaan
tersebut? Pasti beliau orang hebat kan? Nah, silakan baca sendiri saja novel ini agar tahu kehebatan beliau.
Pada intinya, Syekhah Rahmah adalah perempuan yang peduli pada agama dan pendidikan (khusunya agama) para perempuan. Karena selama ini soal pendidikan hanya diberikan secara luluasa kepada para lelaki.
Mengingat juga pentingnya ilmu agama bagi perempuan, serta ilmu-ilmu lainnya karena mereka adalah sekolah pertama anak-anaknya, maka dengan berbagai dinamika dia pun mendirikan sekolah agama perempuan yang dinamakan Diniyyah Puteri. Karena letaknya di Padang Panjang maka sekolah ini pun terkenal dengan nama Diniyyah Puteri Padang Panjang.
Selain mendapat kekurangpersetujuan dari beberapa orang di awalnya, masalah juga hadir dari para penjajah Belanda, dan Jepang.
Ada banyak hal menarik dalam novel ini. Misal tentang sikap dan ‘kepasrahan’ orangtua zaman dulu kepada para guru terhadap pendidikan anak-anaknya.
Orangtua dulu, ketika membawa anaknya ke Etek Amah (panggilan untuk Syekhah Rahmah kala itu) atau kepada guru lainnya, selalu membawa beras, kadang uang, dan tak lupa rotan.
“Engku guru, tolong didik anak saya, ini beras dan uang secukupnya, ini rotan untuk pelecutnya. Jika anak kami nakal, tak mau mengaji, Engku lecut sajalah, biar dia pandai mengaji dan tahu adab berguru.” (Halaman 14)
Ada beberapa pesan dibuku ini dari Rahmah El Yunusiyyah yg saya ambil yaitu :
1. Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang. Saya harus mulai, dan saya yakin akan banyak pengorbanan yang dituntut dari diri saya. Jika kakanda bisa, kenapakah saya, adiknya, tidak bisa bisa. Jika lelaki bisa, kenapa perempuan tidak bisa.
2. Tiada kemenangan tanpa kerja keras. Tiada kerja keras tanpa keikhlasan. Tiada keikhlasan, kecuali untuk Allah SWT.
Catur W –
Novel biografi yg langsung jadi buku favorit aku. Buku ini berkisah mengenai kisah dan perjuangan Rahmah el-Yunusiah, sosok hebat perempuan tangguh di masa penjajahan Belanda. Plot latar waktu disajikan dengan begitu apik dan mudah difahami. Membaca novel ini, membuat saya menjadi semangat dan tergerak kembali ketika malas belajar. Membayangkan betapa gagahnya ibunda Rahmah dalam mengajar anak didiknya, bagaimana tegasnya ia ketika dibujuk oleh Belanda dengan iming-iming bantuan dana utk Diniyahnya, bagaimana letih dan keras perjuangan mencari donatur utk pembangunan gedung Diniyah, seolah terbayarkan ketika masyarakat melihat sosoknya dgn hormat dan disematkannya gelar Syaikhah oleh rektor Univ Al Azhar Mesir saat berkunjung ke Sumatra. Novel ini sangat asik dan menginspirasi. Kehadiran ibunda Rahmah el Yunusiyah menjadi bukti bahwa perempuan bisa menjadi sosok pendobrak peradaban melalui pendidikan.
Salma –
Jujur sebelumnya saya belum mengenal beliau. Buku ini sukses menggambarkan sosok luar biasa yang tutur kata nya indah. Namanya Rahmah El-Yunusiyyah. MasyaAllah, beliau benar-benar telah mendahului zaman.
Saya rasa perempuan Indonesia harus mengenal dan banyak banyak belajar dari beliau dan tokoh-tokoh Indonesia lainnya yang namanya mendunia namun sangat mengutamakan akhirat.
Kepada penulis, terima kasih telah menulis novel biografi ini😊
salma.rofidatul22 –
Akhir-akhir ini, dg banyaknya pendapat dan pandangan ttg perempuan yg mudah sekali didapat, aku jadi bertanya-tanya, memang perempuan itu apa sih? Seharusnya bagaimana?
Sudah lama sebetulnya buku ini mencuri perhatian, Perempuan yang Mendahului Zaman. Wow!
Sampai buku ini akhirnya kudapat.
Betul, aku takjub bahkan di setiap babnya. Rasanya seperti anak kecil menemukan mainan yg selama ini dicarinya, ini dia! Ternyata perempuan itu berharga sekali. Ternyata perempuan boleh memimpin. Ternyata perempuan, mesti cerdas. Ternyata perempuan, dlm islam, amat dihormati. Dan yg betul-betul baru kutahu, bahwa ternyata ada muslimah Indonesia di zaman itu, sudah menutup rapat auratnya, dan menjadikannya budaya wajib bagi murid-muridnya.
Betul-betul belajar banyak hal baru dari sosok Etek Amah ini, dan malu, malu kenapa baru tahu.