Description
Ahmad sesekali dicibirkan orang, disindir dan dicemooh. Para muridnya yang kebanyakan dari Hindia Belanda merasa jengkel, guru mereka diperlalukan seperti itu, tapi Ahmad tak menghiraukannya. Walau begitu, sebagai orang asing dari Jawi pula, yang tak pandai bahasa Arab kecuali setelah belajar di Mekkah, Ahmad tetaplah dipandang sebelah mata. Pada suatu malam ia diteriaki, diusir dan lenteranya pecah berderai dipungkang dengan batu. Batu itu selain mengenai lentara, juga hampir hinggap di keningnya.
*
Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi naik haji pada usia 11 tahun, pulang lalu pergi lagi dan tak pernah kembali ke Tanah Air. Di Tanah Suci ia menjadi guru bagi ribuan orang yang datang dari Nusantara. Ulama ini contoh paling hebat dalam sejarah ulama-ulama yang bermukim di Mekkah. Setiap pertanyaan ia jawab dengan menulis kitab, setiap kitab dicetak berulang-ulang. Selama di Mekkah tak sedikit yang “membenci”nya karena ia non-Arab. Tapi, sang imam punya singa penjaga, mertuanya, pemuka Kota Mekkah.
Jika hari ini kita mengenal ulama-ulama besar, tahu ormas Islam terbesar, maka itulah kerja nyata murid-murid Syekh Ahmad Khatib, pendidik para ulama.
Reviews
There are no reviews yet.