#SemarakBuyaHamka

"Satu-satunya alasan kita untuk hadir di dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah"

Agar tidak salah langkah saat dalam mengarungi dunia, agama harus menjadi pijakan.  Hidup dengan berpedoman pada agama itulah jalan kebahagiaan sejati.

Haji Abdul Malik Karim Amrullah

Gratis Ongkir

Wilayah Jabodetabek

Diskon 20%

Khusus untuk buku
karya Buya Hamka

Spesial offers

Pembelian buku gratis merchandise

Flash sale

Diskon 30%
berlaku untuk 20 exp

AMBIL KESEMPATANMU SEKARANG JUGA!

Apa arti kata Buya?

Buya atau Abuya adalah kata sapaan kekeluargaan untuk orang tua laki-laki, sama dengan sapaan “ayah”. Kata ini berasal dari bahasa Arab yang bermakna “ayahku”, dengan katadasar “abun” dan “ya”. Di Sumatra, khususnya Minangkabau, gelar ini dapat pula merujuk kepada orang yang alim dalam ilmu agama. Seseorang dipaggil buya terutama disebabkan pemahamannya yang mendalam terkait pengetahuan agama.

Ternyata HAMKA merupakan sebuah kepanjangan

HAMKA bukan lah nama lahir dari Buya Hamka.
HAMKA merupakan kepanjangan dari:

Karya
Buya Hamka Terpopuler

Ayah...

Irfan Hamka

Tasawuf Modern

Prof. Dr. Hamka

Falsafah Hidup

Prof. Dr. Hamka

Lembaga Budi

Prof. Dr. Hamka

Lembaga Hidup

Prof. Dr. Hamka

Siapakah sosok Buya Hamka?

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih akrab disapa Buya Hamka merupakan seorang Ulama, Sastrawan, pengajar dan juga jurnalis terkemuka asal Sumatera Barat. Sepanjang hidupnya, Hamka dikenal sebagai sosok ulama besar yang gigih membela Islam dan sangat tegas dalam hal akidah, tanpa kompromi.

Lahir pada 17 Februari 1908, Sungai Batang, Agam Sumatera Barat dan wafat pada 24 Juli 1981, Jakarta

Haji Abdul Malik Karim Amrullah/ Buya Hamka adalah anak dari cendikiawan muslim Minangkabau, Syekh Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) yang dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Al-Azhar, Kairo, pada tahun 1926. 35 tahun setelahnya Buya hamka mendapatkan gelar yang sama seperti Ayahnya. Hamka adalah orang ketiga dari Indonesia yang mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Al-Azhar, Kairo yang sebelum nya juga dianugerahkan kepada Syekhah Hajjah Rangkayo Rahmah El Yunusiyah, pendiri Diniyah Puteri Padang Panjang

Fakta-fakta
tentang Buya Hamka:

Hamka yang dikenal oleh rakyat Indonesia adalah sosok ulama, Ketua MUI, penceramah, cendikiawan, dan banyak lainnya. Namun di balik itu, ia juga merupakan sosok anak yang merasakan banyak sakit hati di masa kecilnya. Perceraian orangtuanya, kerinduan pada ibunya dan hubungan yang tak mulus dengan sang ayah, berpengaruh banyak pada sikap dan kepribadian Hamka dewasa

Murid dari HOS Tjokroaminoto , Ki Bagus Hadi Kusumo dan Tuan A.R. Fakhruddin ini dikenal berjiwa besar dan memiliki toleransi tinggi. Buya Hamka memiliki pemikiran luar biasa yang dibukukan, sebut saja seri mutiara falsafah karya Buya Hamka yang di bagi menjadi 4 judul seperti Tasawuf Modern, Lembaga Hidup, Lembaga Budi & Falsafah Hidup

Dibalik indahnya karya-karya Hamka, Hamka hanyalah manusia biasa yang juga pernah merasakan marah, kecewa. Bahkan siapa sangka sosok inspiratif ini juga yang pernah kabur dari rumah dan ngambek pada orangtua, yang mirip dengan kita. (Novel Biografi Setangkai Pena di Taman Pujangga)

Buya Hamka pernah berdialog dan menaklukan Jin penunggu rumah nya. Irfan Hamka (anaknya) menamakan Jin penunggu kediaman mereka dengan sebutan Innyak Batungek (Novel Biografi Ayah)

Salah satu kebaikan nurani Buya Hamka terlihat saat beliau merawat kucing kelaparan yang kebetulan ada didapan rumahnya dan bersahabat dengan kucing yang biasa dipanggil Buya Hamka si kuning hingga Buya Hamka berpulang. Bahkan ada yang menginformasikan kepada Irfan Hamka kalau sempat melihat si kuning termenung di atas makam Buya Hamka.

Tidak sedikit orang yang bersebrangan dengan Buya Hamka dalam politik. Pernah suatu ketika salah satu karyanya dituding plagiat oleh pihak yang bersebrangan dengan pemikiran Buya Hamka, namun Buya Hamka tetap tenang menghadapi orang-orang yang memusuhi beliau. Namun pada akhirnya orang-orang yang memusuhi Buya Hamka pun luluh dan bahkan ada yang ingin ditemani saat ajal menjemput bahkan meminta disholatkan jenazahnya oleh Buya Hamka.

Rumah kelahiran Buya Hamka dijadikan musium Buya Hamka 

KATA-KATA MUTIARA BUYA HAMKA TERPOPULER

“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja”

“Air mata berasa asin itu karenanya air mata adalah garam kehidupan”

“Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik”

 “Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku seperti orang yang terus memeras jerami untuk mendapatkan santan”

“Satu-satunya alasan kita untuk hadir di dunia ini adalah untuk menjadi saksi atas keesaan Allah”

Sebagai manusia kita harus selalu memikirkan sebab akibat dari setiap langkah yang kita ambil dan selalu memiliki kemauan yang kuat dalam mencapai tujuan. Tujuan hidup kita pasti ingin yang terbaik. Bagaimana mutiara kehidupan bisa ditemukan, yuk coba selami dari tiap halaman buku karya Buya Hamka.

KOLEKSI
KARYA BUYA HAMKA SEKARANG!

ORDER NOW

X