Description
Surga. Ajaran suci menyatakan bahwa di telapak kaki seorang ibu-lah surga berada. Maka akal pun bertanya: Ibu yang bagaimana? Apakah di setiap tapak kaki ibu, tanpa memedulikan wataknya, sifatnya, perangainya, tingkah-laku dan perbuatannya? Adakah surga di bawah telapak kaki ibunya Rahim dalam kisah novel ini?
Rahim… Dia adalah anak bungsu, anak terakhir. Bapak-ibunya — sebagaimana keyakinan sebagian orang — percaya filsafat yang mengatakan “banyak anak banyak rezeki”. Awal kehidupan Dlori dan Zulfin — orangtua Rahim — diliputi suasana yang penuh cinta dan kasih sayang, bahagia, dan berkecukupan.
Kehidupan keduanya membuat iri para tetangga. Para tetangga seringkali berkasak-kusuk, saling memamerkan kelebihan, membangga-banggakan harta, anak, dan keturunan. Telinga pun memerah dan hati terasa sangat sakit karenanya. Zulfin terjebak pada perbandingan-perbandingan itu, dan “memaksa” diri dan suaminya agar bisa membuktikan pada semua orang bahwa walau anaknya banyak, mereka akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Nafsu untuk memburu kesuksesan dan kebahagiaan di satu sisi, dan tujuan untuk membuktikan diri di hadapan semua orang di sisi lain, telah memerangkap pasangan suami istri itu ke dalam kubangan sedih dan air mata. Si bungsu Rahim menjadi korbannya.
vanda.deosar –
Buku ini bikin aku kesal karena bisa-bisanya orang tua jahat banget sama anaknya. Bahkan lebih baik orang lain dibanding orang tuanya. Namun, aku senang akan endingnya. Membuka mata sekali. Kisah ini sebenarnya banyak banget ditemui oleh masyarakat Indonesia saat ini dimana omongan tetangga lebih didengar. Dan membeda-bedakan kasih sayang kepada anak juga kerap terjadi. Semoga kita dijauhkan dari sifat seperti ini aamiin