Description
Prasetyo adalah seorang pelukis kaligrafi yang bercita-cita untuk menginjakkan kaki di tanah suci. Namun, dengan penghasilannya sekarang, cita-cita tersebut tampaknya mustahil. Maka, menjadi TKI adalah pilihan paling masuk akal, karena selain bisa mencari kesempatan untuk umroh dan haji, ia pun bisa tetap mencari nafkah bagi keluarganya.
Untuk bertahan, Prasetyo bukan saja harus berkali-kali berhadapan dengan pelanggan yang permintaannya aneh, melainkan juga menjadi korban kejahilan anak-anak Arab Saudi, diganggu lelaki penyuka sesama jenis, difitnah gadis yang sakit hati, hingga menginap di sel kantor polisi. Namun ia juga bersyukur karena bisa merasakan sendiri indahnya ketulusan dan kedermawanan masyarakat Saudi yang mudah tersentuh oleh kebenaran.
peb_ –
Pertama saat saya tertarik membaca buku ini, karna dia seorang pelukis yg saya juga seorang pelukis. Setelah membaca sinopsis buku nya membuat saya lbih penarasan sehingga saya memilih buku ini untuk di baca saat itu, tepat di perpustakaan pondok. Banyak hal menarik ketika saya baca, konflik dan penyelasaian masalahnya pun benar benar jelas dan berbeda, dan amanat yang disampaikan mudah di pahami.
Seorang kaligrafer/TKI di tanah suci tidaklah mudah. Terutama dengan kebiasaan orang arab saudi yang benar benar baru kita ketahui saat itu, di novel itu Ia mengungkap semua kebenaran yang ada di arab saudi, yang semua kita ketahui belum tentu benar.
Ia juga menceritakan lika liku seorang TKI disana. Mulai dari perjalanan, cinta, kekerasan, pekerjaan, sosial dan wanita.
Latar yang di ceritakan cocok, terutama untuk mengungkap kebiasaan hidup disana dan kami tau harus apa nanti tiba disana.
Cover buku yg menarik dan dalam setiap katanya mudah di pahami.
Sukses terus buat penulis buku ini!.
Salam literasi..
Fikra Nur Syahbana –
Setelah membaca blurb singkat yang ada di belakang buku ini membuat saya penasaran dengan cerita Pelukis Gurun Pasir. Ada hal menarik dari cerita ini, bahwa cerita yang dibawakan sangat berbeda dari novel lain. Begitu banyak konflik dan solusi untuk mengatasinya. Selain itu, amanat yg disampaikan begitu jelas, dan ada kutipan kutipan syair Arab yang begitu indah dan dijadikan sebagai jawaban surat untuk perempuan Arab yang telah jatuh cinta pada pemuda Indonesia. Seorang kaligrafer yang bekerja di tanah suci dan diniatkan untuk beribadah tidaklah mudah. Pras dihadapi begitu banyak rintangan selama bekerja di Arab Saudi. Mulai dari masalah pekerjaan, wanita, lika liku sosial di arab, dan mengungkap kasus sesama TKI. Novel islami ini menyajikan cerita yang benar benar membuka pikiran kita tentang perilaku budaya masyarakat Arab yang selama ini kita ketahui sebagai negara paling Islami, tetapi ternyata tidak selalu benar adanya. Apalagi sang penulis benar benar menggambarkan Pras sebagai laki laki yang jujur dan menjunjung tinggi hukum Islam. Latar tempat yang dipakai pun tidak biasanya, tidak seperti novel lain yang memfavoritkan negara Eropa atau negara Asia Timur, tetapi penulis lebih memilih negara Arab Saudi sebagai latar tempat, membuat pembaca ingin segera ikut menjejakan kaki di tanah suci dan beribadah umroh/haji. Cover buku mendukung isi cerita, kata kata yang dipakai oleh penulis dapat mudah dipahami sehingga pembaca segera terus ingin membaca dan menyelesaikannya. Sukses terus untuk sang penulis novel Pelukis Gurun Pasir dan Republika. Gak sabar mau baca kelanjutan dari novel ini hihihi 🙂